Senin, 15 Februari 2010

Arti penting catatan rekor

Citius, Altius, dan Fortius adalah tiga kata dalam bahasa latin yang kita akrabi sebagai motto penyelenggaraan sebuah olimpiade. Motto tersebut mulai diperkenalkan sejak tahun 1894, tahun IOC berdiri. Motto ini dipinjam oleh Pierre de Coubertin dari salah satu rekan baiknya, Henri Didon, seorang Pastor di Dominika yang juga mempunyai tanggung jawab sebagai seorang staf pengajar olahraga. Dalam bahasa kita, ketiganya bisa diterjemahkan menjadi lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat. Moto inilah yang menjadi ilham bagi setiap atlet peserta olimpiade untuk memberikan apa yang terbaik yang dimilikinya dan tanpa mengabaikan sportivitas untuk berlomba, bertanding dan berkompetisi pada ajang olahraga empat tahunan ini.
Pada saat motto citius, altius, dan fortius ini dipergunakan sebagai motto dalam olimpiade pertama mungkin Pierre de Coubertin tidak berpikiran agar tiap atlet untuk menciptakan rekor dalam setiap nomor yang digelar, tetapi sebagai pemicu semangat agar atlet yang berlomba atau bertanding mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya tanpa menghilangkan sportivitas sebagai roh olimpiade. Tapi seiring dengan perkembangan IPTEK, harga diri atlet termasuk bangsanya,atau mungkin bonus yang dijanjikan oleh negaranya, atlet bukan hanya sekedar bertanding atau berlomba tetapi juga berusaha menjadi yang terbaik di cabangnya dengan berusaha menumbangkan rekor sebelumnya. Kemenangan memang akan menjadi tujuan utama tetapi menciptakan rekor baru atau menumbangkan rekor lama adalah bonus tersendiri dan kepuasan diri yang tidak dapat diukur dari sisi materi.
Namun saat ini setiap orang bahkan kelompok berlomba-lomba ingin menciptakan rekor, dan tidak hanya di dunia olahraga, bahkan ada lembaga yang mengkhususkan pada pencatatan rekor. Semua rekor dunia dalam berbagai kategori tercatat dalam Guinness World Records. Edisi terbarunya mencatat lebih dari 1000 rekor baru yang sangat menakjubkan, mulai dari kehebatan tubuh manusia (wonders of the human body) sampai fakta-fakta menarik tentang alam semesta dan perkembangan teknologi. Bagian yang paling banyak mencatat rekor baru setiap tahunnya adalah kategori olahraga. Pemecahan rekor yang terus berkelanjutan di berbagai bidang olahraga ini dapat terjadi karena semakin berkembangnya pengetahuan manusia terutama dalam bidang fisika yang mendasari setiap aktivitas manusia.
Rekor-rekor terbaru yang berhasil masuk dalam kategori olahraga Guinness World Records berasal dari lapangan atletik, sepakbola, basket, lantai senam, meja billiard, arena tinju, dan berbagai bentuk olahraga di udara dan air. Terdapat pula berbagai rekor tentang berbagai kemampuan tubuh manusia yang dianggap langka dan ajaib, misalnya dalam seni beladiri. Peter Wetzelsperger (Jerman) mencatat rekor dunia saat ia berhasil memecahkan 64 buah kelapa menggunakan tangan kosong dalam waktu 1 menit dalam acara Guinness – Die Show Der Rekorde pada tanggal 15 February 2002. Aksinya ini mengundang decak kagum semua yang menontonnya. Ada berbagai pihak yang bahkan mengganggap bahwa Peter memiliki ilmu tertentu yang memungkinkan ia memiliki kekuatan yang demikian dahsyat. Ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah karena aksi yang mengagumkan tersebut memang didasari oleh suatu ilmu tertentu, yaitu ilmu fisika. Dalam seni beladiri, konsep-konsep fisika memegang peranan penting untuk pengembangan dan penyempurnaan teknik serta peningkatan kekuatan. Atraksi yang berhasil membawa Peter masuk dalam catatan rekor dunia internasional ini sebenarnya merupakan demonstrasi konsep impuls, momentum, dan tumbukan yang terdapat dalam fisika. Melalui konsep ini dapat dijelaskan bahwa kecepatan yang tinggi dapat mempermudah pecahnya buah kelapa yang keras tersebut saat bersentuhan dengan sisi luar telapak tangan yang menjadi ‘pisau’. Semakin tinggi kecepatan tumbukan yang terjadi antara tangan dan kelapa semakin besar gaya yang diberikan sehingga kelapa semakin mudah dipecahkan. Penggunaan sisi luar telapak tangan juga didasari konsep fisika yang menjelaskan bahwa gaya, impuls, dan energi selalu diukur per luas permukaan yang tegak lurus sehingga semakin kecil luas permukaan semakin besar gaya dan energi yang terlibat. Ini sebabnya semua ahli beladiri tidak pernah menggunakan permukaan telapak tangannya saat berusaha memecahkan benda yang keras, tetapi justru memperkecil luas kontak untuk memperbesar gaya.
Dunia atletik mencatatkan berbagai rekor dunia, termasuk kategori lompat galah, lompat jauh, dan lari maraton. Stacy Dragila (USA) mencatat rekor dunia untuk lompatan (women’s pole vault) yang mencapai 4.81 m di Palo Alto, California pada tanggal 9 Juni 2001, dengan memanfaatkan konsep kekekalan energi mekanik dan elastisitas galah yang digunakan.
Rekor dalam kategori lari maraton untuk wanita dipecahkan oleh Paula Radcliffe (UK) pada tanggal 14 April 2002 di London Marathon dengan catatan waktu 2 jam 18 menit 56 detik. Lari maraton berasal dari legenda Yunani kuno yang mencatat perjalanan seorang kurir yang berlari dari Marathon di Yunani menuju Athena (lebih dari 25 mil) untuk membawa berita kemenangan pasukan Yunani atas Persia pada tahun 490 SM. Jarak jauh yang harus ditempuh dalam lari maraton modern (lebih dari 26 mil atau 42 km) menuntut kondisi fisik dan teknik yang prima supaya atlet tidak kehabisan energi. Menurut fisika teknik yang paling efisien untuk lari maraton adalah penggunaan kecepatan yang konstan (tidak berubah-ubah) karena energi yang diperlukan lebih sedikit. Jika lari maraton dilakukan dengan kecepatan yang cepat di permulaan maka lama-kelamaan kecepatan itu berkurang karena energi tubuh sudah terlalu banyak terkuras, sedangkan jika lomba diawali dengan kecepatan lambat yang terus ditingkatkan saat mendekati titik akhir, tubuh tetap mengeluarkan energi yang jauh lebih besar dari energi yang diperlukan saat berlari dengan kecepatan konstan.
Dunia atletik secara mengagumkan berhasil mencatatkan prestasi langka dalam kategori jumlah pemecahan rekor terbanyak dalam hari yang sama (most world records in one day). Jesse Owens (USA) mencatat enam rekor baru hanya dalam waktu 45 menit di Ann Arbor, Michigan, USA, pada tanggal 25 Mei 1935 di nomor lari 100 yard (9.4 detik) pada pukul 15:15, lompat jauh (8.13 m) pada pukul 13:25, lari 220 yard (20.3 detik) sekaligus rekor untuk lari 200 m pada pukul 15:45, dan lari gawang 220 yard (22.6 detik) yang juga merupakan rekor untuk lari gawang 200 m pada pukul 16:00. Prestasi atlet berdarah Afro-Amerika ini menghasilkan empat medali emas pada Olimpiade tahun 1936 di Berlin, Jerman, sekaligus mencatatkan sejarah yang meresahkan bagi kaum Nazi yang masih dipimpin Adolf Hitler yang selalu menyanjung tinggi dominasi ras kulit putih. Fisika Biomekanika yang membahas pergerakan tubuh manusia telah membantu Jesse Owens dalam menorehkan prestasi yang dapat mengangkat nama ras Afrika yang selalu dipandang rendah kala itu.
Olahraga yang dilakukan di udara juga memberi kontribusi dalam pemecahan rekor dunia. Matt Chojnacki (USA) melakukan atraksi berputar-putar di udara (quadruple-twisting quadruple back flip) dalam loncat bebas di Winter Park Resort di Colorado, USA, pada tanggal 4 April 2001 dan tercatat dalam kategori rekor Most somersaults and twists in a freestyle aerial jump. Atraksi ini sangat banyak melibatkan konsep fisika yang berkaitan dengan gerakan benda dalam fluida (udara) yang sangat dipengaruhi oleh densitas, buoyancy (daya apung), drag (gaya hambat udara), dan tekanan udara di berbagai ketinggian.
Di atas es, Harry Egger (Austria) mencatat rekor ski tercepat (248.105 km/jam) di Les Arcs, Perancis, pada tanggal 2 Mei 1999. Gerakan di atas es ini terjadi karena si pemain ski sengaja menciptakan gesekan dengan melakukan berbagai gerakan zig-zag. Gesekan ini membuat atlet ski tidak terpeleset jatuh karena licinnya es. Sedangkan gerakan berputar-putar (continuous spins) di atas es didasari oleh konsep gerak melingkar yang menghasilkan gaya sentripetal yang bergantung pada besarnya kecepatan sudut. Rekor dunia (60 putaran) untuk kategori ini dipegang oleh Neil Wilson (UK) saat beraksi di Spectrum Centre, Guildford, Surrey, UK, pada tanggal 1 Juli 1997.
Dunia otomotif mencatat nama Kenny Bernstein (USA) sebagai pembalap tercepat dalam Top Fuel Drag Race pada Oktober 2001 saat ia mencapai kecepatan 534.59 km/jam dalam mengemudikan sebuah Hadman yang menggunakan mesin TFX 500. Prestasi ini merupakan pencapaian teknologi canggih yang sangat membanggakan terutama dalam hal perekayasaan mesin yang tentunya merupakan hasil rangkaian berbagai rumus dan teori fisika mesin. Perhitungan yang dilakukan teknisi tidak lepas pula dari konsep-konsep gesekan yang sangat besar pengaruhnya bagi kelajuan maksimum yang bisa dicapai.
Dari lapangan golf, tercatat pula rekor dunia untuk Jbeam Win.1 sebagai tongkat golf paling ringan dengan dimensi yang sama dengan tongkat golf biasa. Total massa tongkat golf buatan Japan Golf Equipment Co Ltd ini hanya 220 gram. Berbagai konsep fisika dan nanoteknologi diaplikasikan dalam pembuatan tongkat ringan yang khusus diberi lambang Guinness World Records ini. Desain struktur material direkayasa sedemikian rupa dengan nanoteknologi (teknologi yang melibatkan materi berukuran nano) yang canggih sehingga dapat memiliki ukuran dan kekuatan yang sama tetapi dengan massa yang sangat ringan. Di masa depan perkembangan nanoteknologi dapat menghantar manusia pada dunia yang dikelilingi mesin-mesin dan alat-alat berukuran besar dengan massa yang jauh lebih ringan dari peralatan berat yang selama ini digunakan manusia (misalnya helm untuk pelindung kepala, senjata-senjata berat, dan lain-lain).
Dunia tenis mencatatkan Rob Peterson (USA) sebagai pemain tenis yang berhasil melakukan serve terbanyak (8,017 kali) tanpa melakukan satu pun double fault selama 10 jam 7 menit di Port Aransas, Texas, pada tanggal 5 Desember 1998. Serve yang baik dan tepat pada sasaran dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan konsep tumbukan, momentum, dan impuls saat raket menyentuh bola tenis, sambil memperhitungkan koefisien restitusi (elastisitas tumbukan), gesekan dengan udara, dan konsep gravitasi.
Wimbledon Squash and Badminton Club mencatat permainan Roy Buckland (UK) yang berhasil memukul bola squash dengan kecepatan raket 242.6 km/jam dan menghasilkan kecepatan bola (232.7 km/jam) yang memecahkan rekor dunia pada Januari 1988. Konsep tumbukan, momentum, dan impuls lagi-lagi memegang peranan terbesar dalam menghasilkan rekor dunia ini. Konsep yang sama juga diaplikasikan lagi dalam pemecahan rekor shuttlecock tercepat (260 km/jam) yang dicatat atas nama Simon Archer (UK) saat bermain di Warwickshire Racquets and Health Club, Coventry, Warwicks, UK, pada tanggal 5 November 1996.
Dari dunia olahraga air, Martin Strel (Slovenia) berenang di sepanjang sungai Danube dan memecahkan rekor dunia saat mencapai total jarak tempuh 3,004 km pada tanggal 25 Juni sampai 23 Agustus 2000. Rekor untuk jarak tempuh terjauh (101.9 km) yang dapat dicapai selama 24 jam dalam kolam berukuran 25 m dicapai oleh Anders Forvass (Swedia) di sebuah kolam renang di Linköping, Swedia, pada tanggal 29 Oktober 1989. Jarak yang dapat ditempuh manusia saat berenang di air sangat bergantung pada teknik renang yang digunakan oleh perenang. Berenang merupakan jenis olahraga yang paling tidak efisien dalam penggunaan energi (walaupun energi yang dikeluarkan sudah sangat besar jarak tempuh yang dapat dicapai masih tetap kecil). Hal ini disebabkan adanya hambatan yang sangat besar yang berasal dari gaya gesek antara tubuh dengan air dan densitas dan viskositas air yang sangat berbeda dengan kondisi fluida lain yang biasa ditemui manusia, yaitu udara. Hukum-hukum Newton sangat berperan dalam mencapai gerakan renang yang paling efisien untuk mendapatkan jarak tempuh yang cukup besar. Selain hambatan dari air, ada pula hambatan yang berasal dari udara walaupun besarnya relatif lebih kecil dari hambatan air. Perenang yang berenang di bawah permukaan air hanya perlu menghadapi hambatan yang dihasilkan oleh air tetapi perenang harus mengatur teknik pernapasan yang baik karena hanya ada satu kesempatan untuk menghirup udara. Kapasitas paru-paru harus diperbesar supaya perenang dapat menghirup udara dalam jumlah semaksimal mungkin sehingga dapat bertahan di bawah permukaan air selama mungkin. Maarten Sterck (Belanda) berhasil menerapkan konsep-konsep ini dengan baik dan mencatat rekor dunia di Valkenswaard, Belanda saat ia berenang pada kedalaman 50 m di bawah permukaan air selama 39.89 detik pada tanggal 11 Maret 2001.
Meja billiard atau bola sodok ikut berpartisipasi pula dalam meramaikan pemecahan rekor dunia dengan mencatat nama Nicolaos Nikolaidis (Kanada) yang berhasil menjadi yang tercepat (1 menit 33 detik) dalam membersihkan semua bola di dua meja billiard pada tanggal 14 Agustus 2001 di Bar and Billiard Unison di Québec, Kanada. Nikolaidis juga berhasil memecahkan rekor dunia untuk keberhasilannya memasukkan bola dalam jumlah terbanyak (16,723) selama 24 jam. Untuk permainan 15 bola, rekor dunia dipegang oleh Dave Pearson (UK) yang hanya memerlukan 26.5 detik untuk memasukkan semua bola saat ia bermain di Pepper’s Bar and Grill, Windsor, Ontario, Kanada, pada tanggal 4 April 1997. Pearson juga memegang rekor dunia untuk jumlah terbanyak (10) meja 15 bola yang dapat ia bersihkan dalam waktu 10 menit di Las Vegas, Nevada, USA, pada tanggal 25 Mei 1998. Konsep yang kembali digunakan dalam olahraga ini adalah konsep tumbukan, momentum, dan impuls, yang dilengkapi dengan pengetahuan tentang vektor untuk menentukan arah pergerakan bola.
Ring tinju mencatat pula prestasi dalam jumlah KO (knock-out) terbanyak sepanjang karir seorang petinju yang dicapai oleh Archie Moore (USA) dengan 145 KO. Jumlah KO terbanyak yang bisa dicapai secara berurutan (44) mencatat nama Lamar Clark (USA) dalam pertandingan selama tahun 1958-1960. Clark bahkan pernah menjatuhkan enam orang lawan (6 KO) dalam satu malam yang sama (1 Desember 1958) di Bingham, Utah, USA. Lima dari enam orang tersebut jatuh pada ronde pertama. Strategi yang digunakan dalam olahraga ini adalah ketepatan sasaran pukulan yang masih mengaplikasikan konsep-konsep momentum, impuls, dan tumbukan.
Sangat menarik apabila kita mencoba untuk mengamati posisi rekor dunia yang baru diciptakan Usain Bolt pada nomor 100m pada olimpiade Beijing bersama rekor-rekor terdahulu. Rekor dunia tertua dalam lomba lari 100 M putra ini dibukukan oleh Don Lippincott (USA) pada tahun 1912, dengan catatan waktu 10.6 detik. Saat rekor ini dibuat, sistem pencatatan waktu masih dalam sistem satu digit di belakang koma. Untuk membuat catatan waktu berkurang dari 10.6 detik (rekor pertama di tahun 1912) menjadi 9.69 detik (rekor Usain Bolt) dibutuhkan waktu selama 96 tahun. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi pemecahan rekor dunia ini. Termasuk di dalamnya adalah peran teknologi dan ketersediaan fasilitas berlatih, yang sangat berbeda dari tahun ke tahun. Dan tentu pula kita tidak bisa mengasumsikan bahwa hubungan antara catatan waktu dan tahun rekor dipecahkan adalah sesuatu hubungan yang linier. Namur paling tidak kita bisa menarik kesimpulan bahwa manusia “hanya” mampu mempercepat rekor dunia dengan laju rata-rata 0.01 detik untuk setiap tahunnya.
Tidak berlebihan apabila Usain Bolt mengatakan: “I am Number one....I...am...Number one”, sesaat setelah menyelesaikan partai final 200m yang baru lalu. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa memang untuk saat ini, The Lightning Bolt lah yang layak menerima julukan sebagai yang nomer satu.
Usain Bolt adalah talenta karunia Tuhan. Seperti yang dianugrahkanNya kepada Michael Jordan (bola basket), Maradona (sepak bola), Tiger Woods (golf) atau pun Michael Schumacher (F1) dan atlet-atlet lain yang menorehkan sejarah di dunia olahraga. Saat ini, tidak ada yang bisa mengalahkan Bolt kecuali dirinya sendiri .
Dari paparan di atas kita dapat menarik beberapa arti pentingnya catatan rekor yang dibuat para atlet :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap peningkatan (penyempurnaan) berbagai teknik berbagai cabang olahraga, peralatan pendukung latihan, peralatan (perlengkapan) olahraga dalam pencapaian prestasi tertinggi olahraga.
2. Pemecahan rekor nasional sebagai salah satu indikasi terjadinya pembinaan olahraga yang baik pada cabang olahraga tersebut.
3. Kemampuan dan motivasi para atlet sangat berperan dalam pencapaian rekor.
4. Ilmu pelatihan terus berkembang dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan profesi, sehingga pelatih konvensional (seorang atlet hanya dilatih seorang pelatih) sudah mulai diganti dengan pelatihan moderen dimana seorang atlet bisa dibina oleh beberapa orang pelatih atau tenaga ahli, seperti pelatih fisik, pelatih teknik, psikolog (yang menangani mental), ahli gizi dan profesi lainnya yang dapat mendukung prestasi seorang atlet.
5. Dunia olahraga khususnya dunia olahraga prestasi menjadi mata pencaharian yang sangat menjanjikan bahkan gaji seorang pemain sepakbola profesional mengalahkan gaji seorang Presiden beberapa kali lipat.
6. Sampai seberapa besar kemampuan manusia untuk terus menciptakan rekor-rekor baru yang sepektakuler. Dan sudah berapa orang atlet yang menjadi korban ambisi untuk memecahkan rekor.
7. Tidak salah atlet selalu berusaha menciptakan rekor yang baru, tetapi harus disadari bahwa kemampuan manusia ada batasnya, roh olahraga, yaitu sportivitas harus tetap dinomor satukan, apa artinya sebuah rekor dibuat tetapi dengan cara-cara yang tidak sportif, misalnya penggunaan doping. Akan lebih bijaksana apabila semangat olimpiade kuno dan olimpiade moderen tetap terjaga, yaitu untuk ajang persahabatan antar negara yang diwakili oleh para atlet, sehingga dunia olahraga dapat menciptakan perdamaian dunia.

Minggu, 14 Februari 2010

Membuat Nugget Ikan

Membuat Nugget Ikan

Nuget ikan
Pembuatan nugget ikan ternyata sangat sederhana.
Bahan :
1. Daging ikan segar : 1 kg
Pilih jenis ikan yang dagingnya tebal, tidak banyak duri. Sebaiknya memilih jenis ikan yang ukurannya besar, yaitu 1 ekor ikan mempunyai bobot sekitar 2 kg. Di banyak resep disarankan ikan kakap, hanya saja kakap harganya jauh lebih mahal, sehingga bisa diganti dengan jenis ikan lainnya, dengan ciri-ciri mirip kakap(daging tebal, rasa enak, dan duri sedikit)
2. tepung sagu : 3 sendok makan
3. daun bawang
4. telur : 2 buah
5. Bawang putih : 2 siung
6. Bawang merah : 1 siung
7. Tepung panir, garam, royko secukupnya
Cara membuat
1. pisahkan ikan dari duri dan kulitnya. Potong/cacah ikan menjadi potongan halus. Jangan diblender
2. Bumbu dihaluskan
3. Daun bawang diiris halus
4. Campur ikan, bumbu, daun bawang, tepung sagu, dan telur
5. Taruh di loyang, kemudian kukus. Jika sudah dingin, potong-potong sesuai selera.
6. Masukkan ke dalam telur, balut dengan tepung panir
7. Taruh di lemari es. Jika ingin mencicipi, goreng dahulu

Materi membuat surimi

Materi membuat surimi

Surimi adalah produk olahan, hasil perikanan setengah jadi berupa hancuran daging ikan beku yang telah mengalami proses, pelumeran (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan, pengepakan. Dari produk daging lumat seperti bakso, sosis, siomay dan sebagainya. Kali ini kita akan coba membahas cara pembuatan Surimi Ikan
Bahan Baku dan Bumbu
1. Ikan
Umumnya jenis ikan yang digunakan untuk surimi dari jenis yang kurang ekonomis / kurang dimanfaatkan dan dari jenis ikan yang berdaging putih, karena ikan yang berdaging putih mempunyai elastisitas yang tinggi. Jenis ikan yang berdaging putih anatara lain ikan cunang-cunang, manyung, pisang-pisang, ekor kuning, kurisi dan gumlah.
2. Bumbu
• Garam 0,2 – 0,3 %
• Gula pasir 3 %
• Poliphospat 0,2 %
Proses Pengolahan

surimi
1. Penyiangan dan Pencucian
- Ikan segar disiangi dengan cara membuang kepala dan isi perut, kemudian dicuci bersih
- Sayatlah kan memanjang pada bagian punggung lalu lakukan pengambilan daging dengan cara menyerok dengan menggunakan sendok.
2. Leaching
Proses leaching meliputi : pencucian daging ikan yang dilumatkan dengan air es ( air dingin ) dan diberi sedikit garam ( 0,2 – 0,3 %).
Perbandingan ikan dengan air dingin 1 : 4 dan perendaman dilakukan selama 15 menit sambil di aduk-aduk. Proses leaching tersebut, sebaiknya dilakukan 2 – 3 kali ulangan perendaman. Dengan perlakuan leaching akan dapat memperbaiki warna daging.
3. Pengepresan dan Penggilingan
- Ikan yang telah di leaching di pres dengan cara memerasnya dengan menggunakan kain biasa.
- Haluskan / lumatkan daging ikan tersebut dengan menggunakan gilingan atau blender hingga di dapat daging lumat halus menyerupai bentuk pasta. Pada saat pelumatan ini tambahankan gula 3 % dan poliposphate 0,2 %.
4. Pembekuan
Surimi telah selesai diproses kemudain dikemas dalam kemasan plastik dan bekukan dalam freezer
Sumber : http://bisnisukm.com

Resep Bakso Ikan Tengiri

Resep Bakso Ikan Tengiri


Bahan :
300 gram daging ikan tenggiri, dihaluskan
25 gram sagu aren
50 gram sagu tani
100 gram es batu
1 sdt garam
½ sdt merica bubuk
3 sdm bawang goreng
Cara membuat :
- Blender daging ikan tenggiri, garam, merica, dan es batu.
- Angka lalu masukkan bawang goreng, sagu aren, sagu tani sambil diuleni dan dibanting-banting.
- Bulatkan lalu rebus dalam air mendidih hingga terapung.
Untuk 30 butir